Perlu Menikah Atau Tidak? Pemikiran dan Realita
Pernikahan ialah lembaga sosial yang sudah ada sudah sejak lama dan adalah sisi penting dari banyak budaya di semua dunia. Tetapi, di zaman kekinian ini, makin banyak orang yang mulai menanyakan kepentingan menikah dan keterkaitan. Apa menikah tetap jadi keperluan dalam kehidupan? Atau apa seorang dapat jalani hidup yang berbahagia dan memiliki makna tanpa menikah? Artikel berikut akan mengulas beragam pemikiran dan realita sekitar keputusan untuk tidak menikah atau menikah.

Argumen untuk Menikah

1. Loyalitas dan Keamanan Emosional
Salah satunya argumen khusus orang memutuskan untuk menikah ialah keperluan akan keamanan emosional dan loyalitas. Pernikahan kerap kali disaksikan sebagai ikatan yang mengikat 2 orang dalam loyalitas periode panjang. Dengan menikah, pasangan memperoleh kejelasan jika mereka akan bersama dalam sukai dan duka, hingga terbentuk rasa kestabilan emosional dan aman.

Dalam beberapa kasus, pernikahan jadi dasar untuk pembangunan keluarga. Mempunyai keluarga yang konstan bisa memberi support emosional yang kuat, bukan hanya untuk pasangan tapi juga untuk beberapa anak mereka. Beberapa anak yang dibesarkan di dalam lingkungan keluarga yang konstan umumnya mempunyai perubahan emosional yang lebih bagus dan merasa lebih aman.

2. Pernyataan Sosial dan Hukum
Pernikahan memberi pernyataan sosial dan hukum yang tidak selamanya bisa didapat lewat jalinan yang tidak formal. Di beberapa budaya, menikah dipandang seperti cara penting di kehidupan seorang pribadi, dan mereka yang menikah kerap kali memperoleh penghargaan dan pernyataan dari warga.

Secara hukum, pernikahan menurut situs https://lillyannasbridal.com/ memberi beragam keuntungan seperti hak waris, pelindungan hukum, dan faedah keuangan lainnya. Contohnya, pasangan yang menikah bisa terhubung asuransi kesehatan bersama, memperoleh potongan pajak, dan mempunyai hak untuk membikin keputusan klinis untuk pasangan mereka. Semuanya membuat pernikahan jadi lembaga yang memberi beberapa keuntungan praktis.

Dengan tidak menikah, pribadi bisa mempunyai semakin banyak kendalian atas hidup mereka. Mereka dapat membuat keputusan tanpa pertimbangkan kemauan pasangan atau opini. Ini dapat penting untuk mereka yang hargai kemandirian dan mempunyai inspirasi individu yang kuat.

2. Konsentrasi pada Profesi dan Peningkatan Diri

Di zaman kekinian ini, makin banyak orang yang memutuskan untuk konsentrasi pada profesi dan peningkatan diri dibanding menikah. Mereka mungkin merasa jika menikah akan menghalangi perkembangan profesi atau kurangi waktu yang dapat mereka pengabdiankan untuk memburu hoby mereka atau pendidikan.

Untuk mereka yang fokus pada profesi, mempunyai loyalitas pernikahan mungkin dipandang seperti masalah. Mereka cenderung lebih memilih untuk membuat profesi yang berhasil sukses dan meraih tujuan professional mereka saat sebelum pertimbangkan untuk menikah, atau tidak menikah sama sekali.

3. Pengalaman Jelek dan Ketakutan akan Ketidakberhasilan
Sebagian orang pilih tidak untuk menikah karena kejadian buruk di masa silam atau ketakutan akan ketidakberhasilan dalam pernikahan. Mereka barangkali sempat menyaksikan atau alami pernikahan yang tidak berbahagia, perpisahan, atau perselisihan yang berkepanjangan. Ini dapat mengakibatkan ketakutan dan kebimbangan mengenai kekuatan mereka untuk menjaga jalinan yang berbahagia dan sehat.